Kata Sapaan adalah

Posted on

Saat ini kita akan membahas apa itu pengertian Kata Sapaan, Biasanya Kata Sapaan ini digunakan pada saat bertemu seseorang, Kata sapaan ini penting untuk dapat dipelajari, karena dalam hal ini dapat mengembangkan etika dan tata cara kita pada saat bertemu seseorang. Untuk ini penjelasan mengenai Kata Sapaan ini akan dijelasakan dibawah ini :

Kata-Sapaan-adalah

Pengertian Kata Sapaan

Kata sapaan adalah suatu kata yang digunakan dalam menyapa orang lain dengan memperhatikan etika serta norma berbahasa. Kalimat dalam kata sapaan ini sering kali digunakan dalam sebuah penyampaian kalimat didalam sebuah pertemuan, dalam berita baik di televisi maupun di radio.


Kata sapaan merupakan sebuah kata yang digunakan untuk dapat menegur sapa orang sebagai lawan berbicara (orang kedua) atau juga menggantikan nama orang ketiga.


Kata sapaan juga merupakan sebuah kata yang digunakan untuk dapat  menyapa seseorang atau pihak kedua, baik itu tunggal ataupun jamak.


Macam-Macam Kata Sapaan

Berikut adalah macam-macam kata sapaan, antara lain:


1. Istilah dalam kekerabatan

Kata sapaan ini biasanya digunakan untuk merujuk seseorang yang masih memiliki hubungan keluarga. Misalnya; ayah, ibu, paman, bibi dan lain sebagainya.


Contoh kalimat kata sapaan dalam kekerabatan:

  1. Selamat pagi Ayah, hari ini kita jadikan pergi ke kebun binatang?
  2. Selamat malam Ibu, semoga tidurnya nyenyak
  3. Pagi, Paman. Gimana kabar Bibi, sudah baikkan?
  4. Pagi, Kak. Ada yang bisa saya bantu?

2. Nama jabatan atau gelar

Kata Sapaan ini biasanya digunakan untuk menghormati pangkat atau kedudukan orang lain, baik itu dalam keadaan resmi atau tidak. Misalnya; Dokter, Suster, Pak Polisi dan lain sebagainya.


Contoh kalimat kata sapaan nama jabatan atau gelar:

  • Selamat pagi Suster, bagaimana keadaan ibu saya?
  • Pagi bu Guru, ada yang bisa saya bantu?
  • Selamat siang pak Polisi, semoga harimu menyenangkan

3. Nama diri, baik itu orang ataupun benda

Kata Sapaan ini biasanya digunakan untuk menyebut nama seseorang. Misalnya; (orang) Dewi, Beni, Yudi (benda) Kancil, Raja Rimba dan lain sebagainya.

Lihat Juga  √ Pengertian Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi


Contoh kalimat kata sapaan ini adalah;

  1. Hai, Dewi. Apa ada yang bisa saya bantu
  2. Pagi, Beni. Tugas kemarin sudah selesai?
  3. Selamat pagi Kancil, kamu mau kemana?

Tata Cara Penulisan Kata Sapaan

Tata-Cara-Penulisan-Kata-Sapaan

Penggunaan kata sapaan tersebut juga sangat terikat pada sebuah adat-istiadat setempat, adat kesantunan, dan juga situasi serta kondisi percakapan. Itu sebabnya, kaidah kebahasaan tersebut juga sering terkalahkan oleh adat kebiasaan yang berlaku di suatu daerah tempat bahasa Indonesia tumbuh serta juga berkembang.


Namun, yang perlu digaris bawahi dalam hal ini yaitu cara penulisan kata kekerabatan yang digunakan ialah sebagai kata sapaan, yakni ditulis dengan huruf awal adalah huruf kapital.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dalam pedoman umum, dijelaskan tata cara penulisan dalam kata sapaan antara lain:


  1. Huruf kapital itu digunakan ialah sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti misalnya saudara, bapak, ibu, kakak, paman, kakek, nenek,adik, om, tante, yang dipakai dalam  penyapaan atau juga pengacuan.
    Contohnya:
    Berapa harganya, Bu / Pak / Bude / Pakde / Kak / Bang?
  2. Huruf kapital tersebut dipakai sebagai kata ganti Anda.
    Contohnya:
    Sekarang anda tinggal dimana?

Contoh Kata Sapaan

Contoh-Kata-Sapaan

Dibawah ini merupakan beberapa contoh kata yang dapat digunakan sebagai kata sapaan.


Pertama

Nama diri, seperti Anto, Karni, Nurmala. Nama diri ini biasanya untuk menyebut diri sendiri atau memanggil tokoh cerita yang lain.


Contoh:

Yully duduk gelisah, “Apakah Ibu harus diberi tahu? Tapi aku takut masalah ini akan membuat Ibu murka.” Gamang hati Yully terus menghantuinya. “Edel, apakah kau tidak mendengar pesan Ibu? Dasar anak bandel!” gerutu Okti, kakaknya Edel. Siang itu Rik sedang berbelanja di sebuah toko makanan. Namun niatnya urung setelah sepintas melihat Kun ada di toko itu, pasti anak itu akan menodongnya untuk membayar makanannya, mana ini akhir bulan lagi.


Kedua

Kata sapaan yang berhubungan dengan hubungan darah/kekeluargaan: Bapak, Ibu, Mama, Emak, Umi, Paman, Bibi, Pakde, Bude, Adik, Anak, Kakak, Abang, Kangmas, Mas, Uda, Umak, Abah, Abak, Om, Kakek, Eyang, dll.


Contoh:

Sedari tadi Emak menatap gelisah ke halaman rumah. Berharap gadis kecilnya segera pulang. “Sudah magrib, kenapa Tina belum pulang?” gumam Mak Edel dalam hati. “Maaf Mak, aku tak sengaja menjatuhkan vas bunga itu,” suara Tally gemetar. “Sudah Bapak bilang, kamu jangan bermain lagi sama Sandza!” suara Bapak terdengar bergemuruh di dada Andri. “Kamu ikut Om saja. Hidupmu akan jauh lebih bahagia,” bujuk Ali kepada Nonna. “Seingat Tante gak ada temen cowok kamu yang ganteng, apalagi tajir,” mata Tante Phoe mendelik sinis kepada Yazmin. Untuk beberapa hari Mas Hadi menginap di rumah kami. Kesempatan ini disambut baik oleh Mbak Repita dengan senyuman manisnya, ini kesempatan emas untuk mengenal lebih lekat lelaki berjenggot sejengkal itu. Bukan kata sapaan jika tidak tokoh cerita dan hanya bersifat umum: ditulis huruf kecil.

Lihat Juga  √ Pengertian Platyhelminthes


Contoh:

Dalam acara itu, setiap ibu harus membawa bekal sendiri dari rumah. Sedangkan bapak-bapak tidak dibolehkan merokok selama acara. Dan, anak-anak diminta untuk tidak bergelut atau bermain-main selama acara berlangsung. Sebagai seorang ayah, seharusnya Haris berani mengakui kalau Tri itu adalah anaknya. Hati emak mana yang tega melihat anaknya belum menikah yang usianya sudah mendekati kepala tiga.


Ketiga

Profesi atau jabatan atau gelar kepangkatan, seperti Jenderal, Kapten, Profesor, Dokter, Lurah, Camat, Pak RT/RW, Menteri, Presiden. Tapi harus diingat kata sapaan profesi ini hanya digunakan dalam kalimat percakapan langsung atau kalimat narasi/deskripsi yaitu menjelaskan posisi tokoh cerita. Jika tidak tokoh cerita maka cukup ditulis huruf kecil (nanti bagian bawah akan dijelaskan lebih lanjut).


Contoh:

Pagi ini, Jenderal Ali Musafa akan datang berkunjung ke Kampung Writing Revolution. Kepala Kampung datang tergesa-gesa, “Mana kepala suku yang lain? Aku akan menagih utang kepada mereka.” “Selamat pagi Suster Ayu,” sapa Teguh dengan senyum termanisnya. “Sudah aku bilang, lapor dulu sebelum meninggalkan kampung!” kesal Kepala Suku Kampung Writing Revolution 01 kepada Makedel yang sering lupa membagikan jatah kuaci warga. Kali ini Bu Guru Wahyu menampakkan ketegangan tingkat tinggi. Wajahnya yang ayu seketika jadi setengah matang waktu berpapasan dengan Kopral Inggar. Bukan kata sapaan jika bukan tokoh cerita dan tidak diiringi dengan penyebutan nama: ditulis huruf kecil.


Contoh:

Rombongan itu terdiri dari seorang jenderal bintang empat dan beberapa ajudannya, juga diikuti oleh bupati, camat, lurah dan ketua RW sekeluruhan itu. Kali ini kepala kampung itu tidak bisa berkata-kata lagi. Setiap desa seharusnya memiliki seorang dokter yang bisa setiap saat melayani masyarakatnya.

Lihat Juga  √ Pengertian Ius Soli & Ius Sanguinis, Perbedaan, Dampak dan Contoh


Keempat

Nama panggilan yang menentukan kedudukan pelakunya dalam masyarakat, seperti Tuan, Juragan, Pak Haji, Nyonya, Nona, Datuk, Batin, Tabib, Dukun Ketua Adat.

tidak menyangka jika Juragan Deka bisa pulang kampung begitu cepat. Padahal katanya tidak akan pulang kampung sebelum bisa memboyong istrinya pulang. “Si Ivy nanti kasih obat ramuan bunga 7 bau ini ya,” pesan Mak Dukun Ghara kepada Anung, ayahnya Ivy. Terlihat Tabib Agus melafaz mantra dengan mulut monyong ke kiri, kanan, atas, bawah, lalu meludah ke delapan mata angin tanpa peduli cipratannya hinggap di dahi siapa saja yang  ada di ruangan kecil itu. Pak Haji Yogi tersenyum senang bakal dapat mantu kaya. Bukan kata sapaan jika bukan tokoh cerita dan tidak diiringi dengan penyebutan nama: ditulis huruf kecil.

Sebagai seorang tabib yang disegani di kampung ini, seharusnya Malym tidak melalukan tindakan tidak terpuji itu. Semua orang di kampung ini kenal dengan juragan pemilik penggilingan padi itu.


Kelima

Nama pelaku, seperti: Penonton, Peserta, Pendengar, atau Hadirin. Ini hanya diucapkan pada kalimat dialog saja yang tujuanya untuk memuliakan jika dalam kalimat narasi/deskripsi cukup ditulis huruf kecil.


Contoh:

“Diberitahukan, semua Peserta Kelas Gokil Online harap memperagakan gerakan ngakak tanpa suara.” “Semua Hadirin dipersilakan tidur kembali.” “Baiklah, Pendengar sekalian harap mencatat dengan baik resep antimati muda seperti yang Suster Ayu sampaikan tadi. Semoga berguna bagi keawetan kamu di kemudian hari,” kata Penyiar radio yang diselingi lagu “Bujangan” Om Haji Rhoma. Bukan kata sapaan jika tidak orang yang disapa dan tidak diiringi dengan penyebutan nama: ditulis kecil.


Contoh:

Setelah diberi aba-aba, semua peserta guling-guling memegang kepalanya. Sebagai pendengar yang baik, aku tidak akan memotong pembicaraannya asalkan dia nanti harus mentraktirku dengan bakso kambing. Para penonton dibuat terpukau oleh kebolehan Repita mengangkat gentong cuma dengan jari kelingkingnya.


Baca Juga :