Fosil adalah

Posted on

Fosil merupakan sisa dari tumbuhan dan makhluk hidup yang sudah mati dan hidup di zaman purba, untuk lebih jelasnya baca artikel dibawah ini :

Fosil-adalah

Pengertian Fosil

Fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, makhluk hidup yang sudah mati. Makhluk hidup serta juga tumbuh-tumbuhan tersebut hidup di jaman purba. Yang setelah berpuluh ribu tahun itu terpendam di bawah lapisan tanah, sisa-sisa makhluk hidup dan juga tumbuhan purbakala itu mengeras. Sehingga akan terbentuklah apa yang disebut dengan fosil. Fosil merupakan salah satu bukti yang kuat bahwa dahulu itu terdapat kehidupan purba jauh sebelum seperti sekarang ini.


Pengertian Fosil Menurut Ahli

Dibawah ini akan dipaparkan pengertian fosil yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, diantaranya sebagai berikut :


  1. Leonardo da Vinci (1452-1519)

Merupakan seorang pelukis kenamaan yang berasal dari Italia berpendapat bahwa fosil itu merupakan suatu bukti adanya makhluk hidup serta juga kehidupan di masa lalu.


  1. Charles Darwin

Beliau berpendapat kalau makhluk hidup yang terdapat di lapisan bumi yang tua itu akan mengadakan perubahan bentuk yang di sesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, pada lapisan bumi yang lebih muda ditemukan fosil yang berbeda dengan lapisan bumi yang lebih tua. Karena terdapatnya perbedaan iklim, tanah, serta juga faktor-faktor lain, maka terjadilah perubahan di permukaan bumi dengan secara bertahap yang menyebabkan adanya perubahan pula pada makhluk hidup untuk menyesuaikan diri.


  1. George Cuvier (1764-1832)

George cuvier juga memiliki pendapat bahwa pada masa tertentu sudah diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa lainnya. Makhluk hidup tersebut dapat diciptakan khusus pada tiap-tiap zaman dan pada tiap-tiap zaman tersebut diakhiri dengan kehancuran alam. tiap-tiap lapisan bumi tersebut akan dihuni oleh makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup pada lapisan bumi sebelumnya.


Jenis-Jenis Fosil

Jenis-Jenis-Fosil

Dalam ilmu paleontologi, Terdapat dua macam jenis fosil yakni fosil tubuh serta fosil jejak. penjelasannya sebagai berikut :


  • Fosil Tubuh

Pengertian fosil tubuh merupakan fosil yang terdiri dari sisa-sisa tubuh organisme atau juga makhluk hidup itu sendiri. Seperti misalnya, gading gajah purba mamooth, maupun juga pada tulang-tulang binatang purba lainnya.


  • Fosil Jejak

Jenis fosil yang kedua merupakan fosil jejak. Pengertian untuk fosil ini ialah fosil yang terbentuk dari aktivitas atau juga perilaku-perilaku organisme di waktu lampau. Organisme atau juga makhluk hidup jaman purba pasti menyisakan jejak-jejak aktivitas mereka ketika masih hidup. Fosil-fosil jejak contohnya seperti, sarang dari makhluk hidup tersebut, kotorannya, bekas-bekas cakarannya, atau juga sisa-sisa aktivitas yang lainnya.

Lihat Juga  √ Pengertian Tumbuhan Dikotil, Ciri, Struktur, Klasifikasi dan Contohnya


Fungsi Fosil

Fosil ini sendiri memiliki kegunaan didalam aplikasi geologi , diantaranya sebagai berikut  :

  1. Fosil dalam mementukan umur relatif suatu batuan
  2. Menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain.
  3. Dapat mengetahui evolusi makhluk hidup
  4. Menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan yang mengandung fosil terbentuk.
  5. Dapat merekonstruksi lingkungan masa lampau

Cara Terbentuknya Fosil

Selanjutnya akan dilanjutkan dengan Bagaimana sih sisa-sisa makhluk hidup serta juga tumbuh-tumbuhan pra sejarah yang sudah mati itu bisa menjadi fosil? Menurut para ahli paleontologi terdapat beberapa cara kenapa sisa-sisa makhluk hidup pra sejarah itu menjadi fosil. penjelasannya sebagai berikut :


  • Karbonisasi

Jasad organisme itu seringkali langsung terkubur serta belum mengalami proses pembusukan. Lapisan sedimen yang mengendap di atasnya membuat jasad itu jadi lebih dalam terkuburnya. Kemudian, jasad dari organisme yang terkubur sangat dalam tersebutk akan terpanaskan oleh panas bumi. Sehingga dari hal tersebut akan menyisakan karbon film, contohnya seperti fosil daun.


  • Pembekuan

Fosil tersebut terbentuk karena mengalami proses pembekuan. Contohnya seperti mamooth (gajah purba). Yang sisa dari jasad mereka itu tertanam di dalam es yang beku.


  • Fosil Amber

Pengertian fosil amber merupakan suatu fosil yang terbentuk di dalam getah pohon. Contohnya seperti, serangga purba yang terperangkap atau terjebak di dalam getah pohon. Setelah itu jadilah sebuah fosil serangga.


  • Rekristalisasi

Rekristalisasi merupakan sebuah proses pemfosilan yang satu jenis mineral berubah menjadi kristal ke dalam bentuk mineral lainnya.


  • Proses Fosilisasi Fosfat

Fosilisasi fosfat merupakan proses fosilisasi yang memanfaatkan mineral fosfat untuk dapat meresap ke dalam pori batuan, Seteah itu masuk ke sisa organisme. Serat otot makhluk hidup tersebut bisa menjadi awet atau juga menjadi fosil dengan melalui proses ini.


Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purbadi Jawa

Lokasi-Penemuan-Fosil

Penemuan fosil manusia purba untuk sementara ini yang paling banyak ditemukan berada di Pulau Jawa. Meskipun di daerah lain tentu juga ada, tetapi para peneliti belum berhasil menemukan tinggalan tersebut atau masih sedikit yang berhasil ditemukan, misalnya di Flores. Berikut ini akan dipaparkan mengenai penemuan penemuan penting fosil manusia di beberapa tempat.


  1. Sangiran

Secara geografis, Sangiran terletak di kaki Gunung Lawu dan sekitar 15 km dari lembah Sungai Bengawan Solo. Sangiran dianggap pusat peradaban besar, penting, dan lengkap manusia purba di Indonesia, bahkan dunia. Sangiran merupakan pusat perkembangan manusia dunia yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu.

Lihat Juga  √ Pengertian Protozoa, Jenis, Ciri, Klasifikasi dan Reproduksi

Karakteristik wilayah Sangiran berbentuk menyerupai kubah raksasa berupa cekungan besar di pusat kubah akibat erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa tersebut diwarnai dengan perbukitan bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia puba dan binatang, termasuk artefak. Lapisan batuan Sangiran memperlihatkan proses evolusi lingkungan yang sangat panjang. Proses itu dimulai dari formasi Kalibeng berlanjut pada formasi Pucangan, formasi Kabuh, dan formasi Notopuro.

Penelitian purbakala di Sangiran diawali oleh P.E.C. Schemulling pada tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan Schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Selanjutnya, pada tahun 1895 Eugene Dubois mendatangi tempat ini, tetapi Dubois tidak menghasilkan temuan sehingga dokter dan ahli anatomi tidak berminat untuk melanjutkannya. Pada tahun 1932, seorang ahli geografi, L.J.C. van Es, membuat peta geologi di kawasan Sangiran dengan skala 1:20.000. peta ini kemudian dimanfaatkan oleh Gustav Heindrich Ralph von Koeningswald pada tahun 1934 untuk melakukan survei eksploratif wilayah Sangiran.

Berbekal peta tersebut, Koeningswald berhasil menemukan berbagai peralatan manusia purba. Di sela-sela survei tersebut, pada tahun 1936 seorang penduduk menyerahkan sebuah fosil rahang kanan manusia purba kepada Koeningswald. Inilah temuan pertama fosil manusi purba yang diberi kode S1 (Sangiran 1). Sejak saat itu hingga 1941, ditemukan fosil manusia purba Homo erectus. Homo erectus merupakan takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia modern.

Sejak penemuan von Koeningswald, situs Sangiran menjadi sangat terkenal dan secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Dunia pada tahun 1966, yang tercantum dalam Nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.


  1. Trinil, Ngawi, Jawa Timur

Trinil merupakan sebuah situs paleoantropologi di pinggiran Bengawan Solo. Penelitian kehidupan manusia purba di Trinilsudah dilakukan jauh sebelum penelitian yang dilakukan von Koeningswald di situs Sangiran. Penelitian manusia purba di Trinil dilakukan pertama kali oleh Eugene Dubois.

Penelitian Eugene Dubois diawali dengan penggalian pada endapan aluvial Bengawan Solo dan dari lapisan tersebut ditemukan tulang rahang. Dalam penggalian berikutnya, Eugene Dubois berhasil menemukan gigi geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Eugene Dubois memberi nama penemuannya Pithecanthropus erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak. Pada masa sekarang para ahli sepakat menyebut Pitechanthropus erectus dengan sebutan Homo erectus yang artinya manusia berjalan tegak.

Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke belakang. Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera (600 cc) dan otak manusia modern (1.200-1.400 cc). Tulang kening sangat menonjol dan di bagian belakang mata terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum berkembang. Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk meruncing yang diduga pemiliknya merupakan perempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antartulang kepala, ditafsirkan individu ini telah mencapai usia dewasa.

Lihat Juga  Teks Eksposisi

Penemuan manusia purba jenis Homo erectus oleh Eugene Dubois telah mendorong beberapa penelitian lain. Pada tahun 1907-1908 Selenka melakukan penelitian dan penggaian di Desa Trinil. Dalam penelitiannya ini, Lenere Selenka tidak berhasil menemukan fosil manusia. Akan tetapi, ia berhasil menemukan fosil-fosil hewan dan tumbuhan yang dapat memberikan dukungan untuk menggambarkan lingkunga hidup Homo erectus. Inilah penelitian pertama yang mengaitkan fosil manusia dengan lingkungan alamnya.


  1. Ngandong

Ngandong merupakan sebuah desa di tepi Bengawan Solo dalam wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pada tahun 1933, Ter Haar, Oppenoorth, dan von Koeningswald melakukan penelitian di daerah ini dan berhasil menemukan beberapa atap tengkorak yang diidentifikasi sebagai Homo soloensis. Berdasarkan morfologi yang dimiliki, manusia Ngandong digolongkan sebagai Homo erectus paling maju. Tengkorak Homo erectus Ngandong berukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc, lebih besar dibandingkan dengan Homo erectus dari sangiran dan Trinil.


  1. Patiayam

Situs Patiayam merupakan daerah perbukitan di lereng Gunug Muria, sebelah utara jalan raya antara Kota Kudus dan Pati. Penemuan fosil manusia di daerah ini terjadi pada tahun 1978 ketika tim dari Pusat Arkeologi Nasional menemukan gigi dan pecahan tengkorak Homo erectus. Dari penelitian selanjutnya diketahui bahwa fosil Homo erectus ini berasal dari formasi Slumprit yang berumur awal ploistosen tengah.


  1. Wajak

 Wajak merupakan sebuah desa yang terletak di Tulungagung, Jawa Timur. Nama Wajak mulai terkenal pada tahun 1889 saat B.D. Reitschoten menemukan sebuah fosil tengkorak. Fosil tersebut kemudian diserahkan kepada C.P. Sluiter, kurator dari Koninklijke Natuurkundige Vereeniging (Perkumpulan Ahli Ilmu Alam) di Batavia pada saat itu. Sluiter kemudian menyerahkan fosil tengkorak Wajak kepada Eugene Dubois.

Bagi Dubois, fosil tersebut membuka harapan baru untuk menemukan missing link asal usul manusia. Ini sesuai teori ahli geologi Verbeek yang sepakat bahwa pegunungan batu gamping tersier di Jawa sangat menjanjikan bagi Dubois. Dubois akhirnya tinggal selama lima tahun di Tulungagung yang saat itu masih merupakan kota kecil bagian dari Kediri. Dia menyusur kembali tempat Rietschoten menemukan fosil tengkorak manusia, yakni di cekungan bebatuan sekitar Wajak. Di sekitar tempat itu Dubois menemukan fosil mamalia dan reptil, serta fosil tengkorak meskipun tidak seutuh temuan Rietschoten. Fosil temuannya diberi nama Homo wajakensis.


Baca Juga :