√ Pengertian Perilaku

Posted on

Pengertian Perilaku

Pengertian Perilaku

Dari segi biologis, perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas dari organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada dasarnya seluruh organisme (makhluk hidup) tersebut berperilaku. Sehingga yang dimaksud dari perilaku manusia ialah semua kegiatan atau aktivitas dari manusia, baik yang dapat diamati dengan secara langsung atau yang tidak bisa atau dapat diamati oleh pihak luar.


Bentuk Perilaku

Bentuk-Perilaku

Menurut Skinner (dalam dewi, 2009), perilaku ini merupakan respon atau juga reaksi seseorang terhadap stimulus. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku tersebut dapat atau bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus di dalam bentuk terselubung atau juga tertutup (covert). Respon atau pun reaksi terhadap stimulus tersebut masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, serta juga sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, serta juga belum dapat atau bisa diamati dengan secara jelas oleh orang lain.


b. Perilaku terbuka (overt behavior)

ini Merupakan respon seseorang terhadap stimulus di dalam bentuk tindakan nyata atau juga terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas di dalam bentuk tindakan atau juga praktek, yang dapat atau bisa dengan mudah dilihat oleh orang lain. Perilaku manusia tersebut sangatlah kompleks serta mempunyai atau memiliki bentangan yang sangat luas.


Jenis Perilaku

Jenis-Perilaku

Bloom (dalam dewi, 2009) kemudian membagi perilaku manusia tersebut ke dalam tiga domain, diantaranya kognitif, afektif, serta  psikomotor. Di dalam perkembangannya, teori Bloom tersebut kemudian dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan ini merupakan hasil dari tahu, serta ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, Pengetahuan tersebut sangat penting di dalam membentuk tindakan seseorang.


a) Proses adopsi perilaku

Dengan berdasarkan pengalaman serta juga penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasarkan oleh karna pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari suatu pengetahuan. Penelitian Rogers  pada tahun 1974 yang dikutip oleh Notoatmodjo kemudian menyatakan bahwa sebelum seseorang tersebut mengadopsi sebuah perilaku baru, di dalam diri orang tersebut sudah terjadi proses sebagai berikut:

  1. Awareness (kesadaran), merupakan orang tersebut menyadari di dalam arti mengetahui stimulus tersebut terlebih dahulu
  2. Interest, merupakan orang mulai tertarik pada stimulus
  3. Evaluation ini merupakan menimbang-nimbang baik serta tidaknya stimulus itu untuk dirinya
  4. Adoption ini merupakan sebuah subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, serta sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dengan berdasarkan penelitian selanjutnya, Rogers kemudian menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tersebut tidak selalu dengan melalui proses-proses di atas.

b) Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif Pengetahuan yang tercakup di domain kognitif tersebut mempunyai enam tingkatan:

  • Tahu (know) Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling bawah atau rendah.Tahu sendiri diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah atau sudah dipelajari sebelumnya.Termasuk itu ke dalam pengetahuan tingkat ini yakni mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari semua bahan yang dipelajari atau juga rangsang yang diterima.
  • Memahami (comprehension) ini diartikan yakani sebagai suatu kemampuan di dalam menjelaskan dengan secara benar megnenai objek yang diketahui, serta bisa atau dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan sangat benar.Orang yang telah atau sudah paham terhadap objek atau materi tersebut bisa atau dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, serta juga meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
  • Aplikasi (aplication) ini diartikan yakni sebagai kemampuan untuk dapat mengunakan materi yang telah atau sudah dipelajari pada situasi atau juga kondisi sebenarnya. Aplikasi ini bisa atau dapat diartikan yakni sebagai pengunaan rumus, hukum , metode, serta juga prinsip di dalam konteks atau juga situasi yang lain.
  • Analisis (analysis) ini ialah suatu kemampuan di dalam menjabarkan sebuah materi atau pun juga suatu objek itu ke dalam komponen, tetapi masih di dalam 1terstruktur organisasi serta juga masih ada hubungannya antara satu sama lain.
  • Sintesis (syntesis) ini ialah mengarah pada suatu kemampuan untuk bisa atau dapat meletakkan atau pun juga menghubungkan bagian di dalam sebuah bentuk keseluruhan yang baru. Artinay  sintesis ini merupakan suatu kemampuan di dalam menyusun formulasi yang baru dengan berdasarkan formulasi-formulasi yang sudah ada.
  • Evaluasi (evaluation) ini berkaitan atau berhubungan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau juga penilaian terhadap suatu objek atau materi.Penelitian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau juga menggunakan kriteriakriteria yang telah atau sudah ada.Pengukuran pengetahuan tersebut bisa atau dapat dilakukan dengan wawancara atau juga angket yang menanyakan mengenai isi materi yang ingin diukur dari responden.

2. Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus tersebut, maka perilaku ini bisa atau dapat dibedakan menjadi dua diantaranya :

Perilaku tertutup ini merupakan sebuah respon seseorang terhadap stimulus di dalam bentuk terselubung ata jugau tertutup (covert). Respon atau pun juga reaksi terhadap stimulus tersebut masih terbatas di adanya persepsi, perhatian,pengetahuan / kesadaran, serta juga sikap yang terjadi belumbisa diamati dengan secara jelas oleh orang lain.

Perilaku terbuka ini merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus di dalam bentuk tindakan nyata atau juga terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus ini sudah jelas di dalam bentuk tindakan atau juga praktek (practice).


3. Domain Perilaku

Diatas telah atau sudah dituliskan bahwa perilaku tersebut merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal tersebut berarti walaupun bentuk stimulusnya itu sama namun bentuk respon tersebut akan berbeda dari setiap orang. Menurut Notoatmodjo faktor-faktor yang membedakan suatu respon terhadap stimulus itu disebut dengan determinan perilaku.

Determinan perilaku tersebut bisa atau dapat dibedakan menjadi dua diantaranya :

  • Faktor internal merupakan suatu karakteristik orang yang bersangkutan yang memiliki sifat given atau bawaan misalnya seperti tingkat emosional, tingkat kecerdasan,jenis kelamin, serta sebagainya.
  • Faktor eksternal ini merupakan lingkungan, baik itu lingkungan politik, fisik, ekonomi,serta sebagainya. Faktor lingkungan tersebut kemudian sering menjadi factor yang dominanyang kemudian mewarnai perilaku seseorang.

4. Proses Tejadinya Perilaku

Penelitian Rogers kemudian mengungkapkan bahwa sebelum orang tersebut mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut kemudian terjadi proses yang berurutan, yakni:

  1. Awareness (kesadaran), ini merupakan orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulus (objek) tersebutterlebih dahulu.
  2. Interest, ini merupakan orang mulai tertarik kepada stimulus.
  3. Evaluation (menimbang–nimbang baik serta tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).Hal tersebut berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
  4. Trial, orang telah atau sudah mulai mencoba perilaku baru.
  5. Adoption, subjek telah atau sudah berperilaku baru sesuai dengan kesadaran, pengetahuan,serta sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Notoatmodjo apabila penerimaan ada perilaku baru atau pun adopsi perilaku itu dengan melalui proses seperti ini didasari oleh karna pengtahuan, kesadaran, serta juga sikap yang positif maka perilaku itu akan menjadi suatu kebiasaan atau sifatnya itu langgeng (long lasting).


Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Faktor-Perilaku

Faktor personal ini seringkali dipengaruhi oleh karna motif sosiogenis, atau sering juga disebut  dengan motif sekunder yakni sebagai lawan dari motif primer (motif biologis). Dengan secara singkat motif-motif sosiogenis di atas bisa atua dapat dijelaskan sebagai berikut (Jalaluddin, 2007) :

Motif ingin tahu

Ini merupakan kecendrungan tiap orang untuk dapat berusaha memahami serta memperoleh arti dari dunianya.

Motif kompetisi

Setiap orang kemudian ingn membuktikan bahwa ia mampu untuk mengatasi persoalan kehidupan apa pun.

Motif cinta

Segala macam penelitian membuktikan bahwa kebutuhan akan adanya kasih sayang yang tidak terpenuhi maka kemudian akan menimbulkan perilaku manusia yang kurang baik.

Motif harga diri dan kebutuhan mencari identitas

Erat kaitannya yakni dengan kebutuhan untuk dapat memperlihatkan kemampuan serta juga memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk dapat menunjukkan eksistensi di dunia.

Kebutuhan akan nilai, kedambaan, serta makna kehidupan

Di dalam menghadapi kehidupan, manusia itu membutuhkan nilai-nilai untuk dapat menuntunnya di dalam mengambil keputusan atau juga memberkan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam ini ialah motif keagamaan.

Kebutuhan akan pemenuhan diri

Kebutuhan ini akan pemenuhan diri tersebut dilakukan dengan melalui berbagai bentuk :

Mengembangkan serta menggunakan potensi kita dengan cara yang kreatif konstruktif, misalnya seperti dengan seni musik, musik, sains, atau pun juga hal-hal yang mendorong ungkapan diri yang kreatif.

Memperkaya kualitas kehidupan yakni dengan memperluas rentangan serta kualitas pengalaman dan juga pemuasan, misalnya ialah dengan darmawisata. Membentuk hubungan yang hangan serta juga berarti dengan orang-orang sekitar. Berusaha “memanusia”, untuk menjadi persona yang kita dambakan. Motivasi seseorang juga akan mampu ikut menentukan sebuah pesan diterima atau pun tidak. Hal tersebut juga berarti, motivasi untuk mencari hiburan contohnya akan menjadi dalih untuk dapat menikmati media massa (Nurudin, 2007: 232) .


Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Sedangkan untuk faktor situasional yang mempengaruhi manusia itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya (Jalaluddin, 2007) :

Faktor Ekologis

Kaum determinisme lingkungan sering kemudian menyatakan bahwa keadaan alam itu mempengaruhi gaya hidup serta perilaku.

Faktor Temporal

Satu pesan komunikasi yang kemudian disampaikan di pagi hari, itu akan berbeda maknanya bila disampaikan ditengah malam. Jadi, yang mempengaruhi manusia itu bukan saja di ana merekaitu  berada tetapi juga bilamana mereka berada.

Suasana Perilaku (Behaviour Settings)

Pada tiap suasana terdapat pola hubungan yang kemudian mengatur perilaku orang-orang di dalamnya.

Teknologi

Revolusi teknologi kemudian sering disusul dengan revolusi di dalam perilaku sosial. Di dalam ilmu komunikasi, Mrshall McLuhan (1964) kemudian menunjukkan bahwa bentuk teknologi komunikasi tersebut lebih penting daripada isi media komunikasi.

Faktor-faktor Sosial

Sistem peranan yang ditetapkan di dalam suatu masyarakat, struktur kelompok serta juga organisasi, karakteristik populasi, merupakan faktor sosial yang kemudian menata perilaku manusia.

Lingkungan psikososial

Persepsi mengenai sejauh mana lingkungan tersebut memuaskan atau juga mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilaku kita di dalam lingkungan itu.

Stimuli yang mendorong serta juga memperteguh perilaku

Situasi yang permisif memungkinkan orang tersebut melakukan banyak hal tanpa harus kemudian merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif menghabat orang untuk kemudian berperilaku sekehendak hatinya.


Contoh Perilaku

Dibawah ini merupakan contoh perilaku diantaranya :

Contoh perilaku manusia sebagai mahkluk sosial:

  1. Bergotong-royong untuk membersihkan desa.
  2. Mengunjungi orang sakit
  3. Norma agama atau religi iaalah norma yang sumber nya dari Tuhan.
  4. Norma Kesusilaan ini merupakan suatu norma yang sumber nya dari hati nurani manusia yang berperilaku kebaikan serta  kejahatan.
  5. Norma kesopanan yaitu aturan-aturan yang sumber itu berasal dari masyarakat atau juga dari lingkungan masyarakat.
  6. Norma Hukum ini merupakan norma yang dibuat masyarakat dengan secara resmi yang dapat atau bisa diberlakukan secara paksa.

Contoh perilaku Manusia Sebagai Mahluk Individu :

  1. Berusaha untuk dapat memenuhi hak-hak dasar yakni sebagai manusia
  2. Memenuhi kebutuhan serta kepentingan diri demi kesejahteraan hidup.
  3. Menjaga dan juga Mempertahankan harkat serta martabatnya .

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Perilaku, Bentuk, Jenis, Faktor dan Contohnya, semoga apa yang diuraiakan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

Lihat Juga  √ Pengertian Altruisme
Lihat Juga  √ Pengertian Konsolidasi, Ciri, Tujuan Beserta Contohnya
Lihat Juga  √ Pengertian Bridging (Bridge), Cara Kerja, Fungsi, Jenis dan Kelebihannya