Pengertian Periodisasi

Posted on

Pengertian Periodisasi

Pengertian-Periodisasi

Periodisasi adalah suatu pembabakan dalam sejarah. Pada umumnya periodisasi sejarah ini didasarkan pada suatu kejadian yang memiliki sifat aktual atau pada momen-momen tertentu.

Periodisasi merupakan suatu pembabakan waktu yang dipergunakan untuk segala macam peristiwa. Kompleksnya peristiwa atau kejadian yang terjadi didalam kehidupan manusia pada tiap-tiap masa itu membutuhkan suatu pengklasifikasian dengan berdasarkan bentuk serta jenis kejadian atau peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang sudah atau telah diklasifikasikan tersebut disusun dengan secara kronologis dengan berdasarkan urutan waktu kejadiannya.

Periodisasi tersebut digunakan untuk dapat mempermudah pemahaman serta juga pembahasan sejarah kehidupan manusia. Periodisasi yang dibuat oleh banyak peneliti tersebut berakibat pada adanya perbedaan pandangan sehingga periodisasi sejarah tersebut memiliki sifat subjektif yang dipengaruhi pada subjek permasalahan dan juga peneliti pribadinya.


Tujuan Periodisasi

Tujuan-Periodisasi

Dibawah ini merupakan tujuan dari periodisasi diantaranya sebagai berikut:


  1. Memudahkan dalam mendapatkan suatu gambaran tentang kejadian-peristiwa seluruhnya

Jumlah tahun kejadian peristiwa sangatlah banyak sehingga rangkaian-rangkaian tahun dan sebagainya itu merupakan deretan yang tak berujung dan tak berpangkal. Untuk mendapatkan suatu gambaran atau pandangan maka deretan tersebut pun dibagi-bagi (M.Ali, 2006: 49).


  1. Menyederhanakan kisah sejarah yang panjang dan rumit

Dalam menghadapi keruwetan, pikiran mengurai-uraikan, melakukan pembagian-pembagian dan penggolongan-penggolongan. Gambaran yang ruwet pun disederhanakan dan diikhtisarka nmenjadi satu tatanan (Orde). Sehingga memudahkan pengertian (Sidi Gazalba, 1981:62).


  1. Memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan

Salah satu syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki sifat sistematis. Semua peristiwa masa lampau dikelompokkan, dihubungkan, kemudian dikaitkan dan disusun secara sistematis.


  1. Sebagai dasar penyusunan cerita sejarah

Louis Gotsschalk (1983:149) menyimpulkan “penyusunan data sejarah yang paling masuk akal adalah penyusunan secara kronologis, yakni dalam periode-periode waktu. Sebabnya yalah karena kronologi kiranya merupakan satu-satunya norma obyektif dan konstan yang harus diperhitungkan oleh sejarawan.”


  1. Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis

Penyusunan cerita sejarah secara kronologis memudahkan kita dalam mengetahui urut-urutan terjadinya suatu peristiwa. Kronologi menghindarkan kita dari keharusan mengulangi kisah mengenai peristiwa-peristiwa yang sama. Periodisasi yang kronologis dapat mengungkapkan dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa.


Periodisasi Sejarah Indonesia

Periodisasi-Sejarah-Indonesia

Didalam  sejarah Indonesia, periodisasi tersebut dibagi dua, yakni zaman pra aksara serta  zaman sejarah.


  • Zaman Pra aksara

Pra Aksara merupakan suatu zaman sebelum manusia itu mengenal tulisan. Sejarah tersebut dipelajari dengan berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala yang berupakan artefak, fitur, ekofak, serta situs. Artefak merupakan  semua benda yang jelas memperlihatkan sebuah hasil garapan sebagian ataupun seluruhnya ialah sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur, adalah suatu artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak merupakan suatu benda dari unsur lingkungan abiotik atau juga biotik. Situs merupakan suatu bidang tanah yang didalamnya mengandung peninggalan purbakala.

Lihat Juga  √Pengertian, Ciri, Tujuan Inovasi Secara Umum Menurut Para Ahli


  • Zaman Sejarah

Zaman sejarah merupakan suatu zaman di mana manusia itu sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah ini dibagi menjadi 3 (tiga) diantaranya sebagai berikut :

  1. Zaman Kuno
    zaman yang membicarakan sejak kerajaan tertua hingga abad ke-14. Dizaman ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu serta juga Buddha.
  2. Zaman Indonesia Baru
    Dimulai pada abad ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai pada abad ke-18.
  3. Zaman Indonesia Modern
    sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau juga masa kontemporer. tberdapat eberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan periode sejarah, salah satunya adalaha unsur geografi, karena adanya perubahan tapal batas, perubahan aliran sungai, gedung kuno di rehab, bahkan juga adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah.

Konsep Periodisasi

Konsep teoritik mengenai periodisasi sejarah Indonesia ini pernah dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957 dengan hasil berikut ini:


  • Konsep Periodisasi Prof. Dr. Soekanto

Menurut Dr. Soekanto, periodisasi tersebut hendaknya berdasarkan pada ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang dengan berdasarkan kenyataan sedapat mungkin harus eksak serta juga praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia itu diusulkan dengan secara kronologis sebagai berikut:

  1. Masa pangkal sejarah (- 0)
  2. Masa Kutai-Tarumanegara (0-600)
  3. Masa Sriwijaya-Medang-Singosari (600-1300)
  4. Masa Majapahit (1300-1500)
  5. Masa Kerajaan Islam (1500-1600)
  6. Masa Aceh, Mataram, Makassar (1600-1700)
  7. Masa pemerintah asing (1700-1945)
  •  Zaman Kompeni (1800-1808)
  • Zaman Daendels (1808-1811)
  •  Zaman British Government (1811-1816)
  • Zaman Nederlands – India (1816-1942)
  • Zaman Nippon (1942-1945)
  1. Masa Republik Indonesia (1945-sekarang)

  • Konsep Periodisasi Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo

Menurut beliau sebagai dasar bagi babakan masa (periodisasi) merupakan derajat integrasi yang tercapai di Indonesia dimasa lampau. Menurut sudut pandangnya, faktor ekonomi itu sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, serta juga kultur di Indonesia. Faktor ekonomi tersebut memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh kebudayaan luar, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, dan juga budaya barat baik dari Eropa atau juga negara-negara lainnya. Maka ada kemungkinan untuk dapat membedakan dua periode besar, yakni pengaruh Hindu serta pengaruh Islam. Sebutan dari periode tersebut memakai nama kerajaan
sebab sifat masyarakat pada saat itu masih homogen dan juga berpusat pada raja (istana sentris). Dibawah ini periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono diantaranya :

  1. Prasejarah
  2. Zaman Kuno
    1. Masa kerajaan-kerajaan tertua
    2. Masa Sriwijaya (dari abad VII-XIII atau XIV).
    3. Masa Majapahit (dari abad XIV-XV).
  3. Zaman Baru
    1. Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
    2. Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
    3. Masa pergerakan nasional (abad XX).
  4. Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945).
Lihat Juga  √ Pengertian Artefak, Jenis, Contoh Beserta Gambarnya

Contoh Periodisasi

Setelah penjelasan diatas dibawah ini merupakan contoh periodisasi diantaranya:

1. Pembabakan berdasarkan Ir. Sukarno didalam bukunya yang berjudul “Indonesia Menggugat” itu dibedakan atas:

  • Masa lampau yang jaya
  • Masa sekarang yang suram
  • Masa datang yang gemilang

2. Pembabakan Sejarah Indonesia menurut Prof. Mr. M Yamin yang dikenal dengan sebutan “Panca Warsa” antara lain:

  • Prasejarah Indonesia (….0 M)
  • Protosejarah Indonesia (0-600 M)
  • Babakan Kebangsaan (Zaman Kolonial (600-1525 M)
  • Babakan antar Bangsa (Zaman International (1525-1900 M)
  • Abad Proklamasi (1900-1945 M).

Jenis-Jenis Periodisasi

Periodisai memberikan bentuk dan corak tersendiri pada bahan sejarah yang tidak ada batas-batasnya. Karakteristik itulah yang menjadi pembeda antara babak yang satu dengan yang lain. Ada beberapa factor yang dijadikan kriteria dalam menyusun konsep periodisasi sejarah, antara lain:


  1. Berdasarkan satuan waktu kronologis

Periodisasi berdasarkan waktu merupakan cara paling sederhana dalam melakukan periodisasi. Periodisasi ini biasanya dibulatkan berdasarkan tahun maupun abad, misalnya:

  • a) 1529: Peperangan antara tentara Portugis dengan tentara Spanyol di Indonesia.

1546: Philipina jatuh ketangan Spanyol sementara Ambon dan Ternate jatuh ketangan Portugis.


  • b)Sejarah Perancis dalam abad ke-9 SM

Namun, periodisasi dengan cara ini kurang efektif. Hal ini diibaratkan memasang patok-patok kilometer yang konstan pada suatu jalan. Patok-patok waktu tersebut tidak berbicara apapun mengenai apa yang terjadi di dalamnya. Periodisasi ini tidak memberi corak/perbedaan peristiwa atau klasifikasi kejadian yang dikandungnya.Yang ada hanyalah perbadaan waktu itu sendiri.


  1. Berdasarkan ciri-ciri yang dikandung oleh kejadian-kejadian

Periodisasi ini tidak menjadikan waktu sebagai pembatas utama dalam mengelompokkan sejarah melainkan mengambil ciri-ciri utama dari suatu kejadian-kejadian untuk menjadi pembatas sejarah itu sendiri. Walaupun demikian, setiap periodisasi tidak dapat lepas dari waktu. Setiap kejadian pasti terikat oleh waktu. Sebab setiap kejadian berlangsung dalam waktu. Oleh karenanya, meskipun waktu bukanlah pembatas utamanya, namun periodisasi ini tetap diikat atau dihubungkan pada waktu. Sebagai contoh: Seperti yang diungkapkan oleh  Prof. Moh. Yamin dalam bukunya 6000 Tahun Sang Saka Merah Putih (1957), periodisasi sejarah Indonesia dibagi menjadi enam bagian:

  1. Zaman prasejarah sampai permulaan Tarikh Masehi
  2. Zaman Protohistoris atau mula sejarah Indonesia (permulaan Tarikh Masehi-abad ke-7)
  3. Zaman Sriwijaya Syailendra (abad 7-12)
  4. Zaman Singosari Majapahit (abad 13-16)
  5. Zaman Penyusunan Kemerdekaan Indonesia (abad 16-19)
  6. Abad Proklamasi Kemerdekaan (awalabad 20-pertengahan abad 20) (Ismaun, dkk, 1996: 45)

  1. Berdasarkan ranting

Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang luas dan kaya isinya memerlukan diferensiasi. Begitu pula sejarah sebagai ilmu juga melakukan diferensiasi dalam “ranting”. Hal ini memudahkan kita dalam memusatkan perhatian pada bagian-bagian khusus dari sejarah. Hal ini memungkinkan dalam menyejarahkan bidang-bidang kegiatan manusia secara lebih dalam dan seksama untuk memudahkan mengusasai seluruh fakta masalalu yang beraneka macam ragamnya secara terperinci. Adapun ranting-ranting ilmu sejarah adalah sebagai berikut:

Lihat Juga  √ Pengertian Gaya Gesek, Sifat, Jenis, dan Contohnya

  1. Sejarah ekonomi
  2. Sejarah politik
  3. Sejarah perang
  4. Sejarah konstitusi
  5. Sejarah social, dll.

Semua ranting tersebut akan berhimpun dalam sejarah sebagai ilmu. Pada kedudukan tertinggi semua ranting akan bersatu dalam sejarah manusia.

Periodisasi antar negara satu dengan negara yang lain tentu tidak sama. Sementara itu, periodisasi sejarah dunia disusun atas dasar objektif dengan memperhatikan syarat ilmiah secara universal.


Hal-hal yang Mempengaruhi Periodisasi

Periodisasi sejarah sebagai dasar penyusunan cerita sejarah sangat dipengaruhi oleh sejarawan itu sendiri. Perbedaan batas-batas pengkurunan berbeda antara sejarawan yang satu dengan yang lain. Periodisasi sejarah merupakan pendapat para sejarawan berdasarkan tafsiran dari pengamatannya. Oleh sebab itu periodisasi bersifat subyektif dan seringkali menimbulkan perbedaan pendapat/pandangan antara sejarawan yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh subjek permasalahan, adanya perbedaan cara penilaian dan cara  berpikir sejarawan itu sendiri. Maka dari itu periodisasi erat hubungannya dengan agama, filsafat, kepercayaan, keyakinan, dan pandangan hidup. Selain itu perbedaan sikap, kebudayaan, dan politik masanya juga dapat mempengaruhi cara berpikir para sejarawan.

Seperti halnya perbedaan pendapat mengenai awal kurun Hindia-Belanda. Ada yang mengatakan setelah seluruh wilayah Indonesia dikuasai Belanda. Ada pula yang mengatakan bahwa hal itu dimulai sejak Belanda mulai menanamkan kekusasaannya di Indonesia, atau bahkan sejak lahirnya nama Hindia-Belanda itu sendiri.

Babakan waktu merupakan cerminan pandangan hidup penyusun. Kepribadian penyusun tampak di dalamnya. M. Ali (2006: 55) menyimpulkan “babakan waktu sebetulnya merupakan rangkaian (intisari) menurut keyakinan seseorang penulis, sehingga sejauh mana pengetahuan seseorang tentang sejarah dapat dilihat dari babakan waktu yang dibuat olehnya.” Maka dari itu, dangkal, dalam, luas atau sempit pengetahuan penyusun tampak dari babakan waktu yang dibuatnya.


Daftar Pustaka:

  • Daulay, Agus Salim. Diktat Psikologi Perkembangan. STAIN Padangsidimpuan, Untuk Kalangan Sendiri. 2007.
  • Ahmadi, Abu, dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta 2005.
  • Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005.
  • Moh. Kasiram. Ilmu Jiwa Perkembangan, Bagian Ilmu Jiwa Anak. Surabaya: Usaha Nasional. 1983.
  • Mujib, Abdul, dan Jusuf Mudzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002.
  • Sabri, M. Alisuf. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1993.
  • Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 1990.
  • Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009.
  • Zabarzad. Al-Qur’an Terjemahan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2010.

Baca Juga :