√ Pengertian Tuba Fallopi (Oviduk)

Posted on

pengertian-tuba-fallopi-oviduk

Pengertian Tuba Fallopi (Oviduk)

Tuba fallopi yang dikenal dengan nama lain sebagai “Oviduk” merupakan suatu saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan rahim. Tuba Fallopi ini berjumlah satu pasang, yakni di kiri dan kanan.

Fungsi utama dari tuba fallopi ini ialah sebagai jalur transportasi ovum dari ovarium ke rahim. Masing-masing tuba falopi ini umumnya memiliki  panjang yakni sekitar 10 sampai 13 cm itu dengan diameter 0,5 sampai 1,2 cm.

Fungsi Tuba Fallopi (Oviduk)

Fungsi dari tuba falopi ini ialah sebagai saluran yang membawa sel ovum dari ovarium ke uterus (rahim). Selain dari itu, bagian ampula ini sering menjadi tempat dari bertemunya sel sperma serta sel ovum (fertilisasi). Tuba falopi (oviduk) ini menjalankan fungsinya itu dengan melalui kontrasi otot polos yang memunculkan sebuah gerakan peristaltik (yakni gerakan mendorong), gerakan inilah yang bisa atau dapat membawa sel ovum tersebut ke rongga rahim.

Gerakan tersebut juga dipengaruhi oleh sistem hormonal estrogen serta progesteron juga prostaglandin, serta juga beberapa faktor dari luar tubuh.

Pada tuba falopi ini pun juga terdapat silia, yang merupakan struktur seperti rambut-rambut halus yang membantu didalam pergerakan sel ovum. Perjalanan tersebut bisa atau dapat memakan waktu berjam-jam atau juga bahkan dapat mencapai hitungan hari.

kadang-kadang terjadi suatu kelainan yang menyebabkan hasil dari fertilisasi tersebut tidak masuk ke rahim, melainkan justru berkembang pada tuba fallopi, kelainan seperti itu disebut dengan sebutan kehamilan di luar kandungan.

Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Fisiologi Oviduk

Oviduk ini bertindak ialah sebagai saluran untuk sperma, oosit, serta transportasi ovum yang dibuahi, selain dari itu menjadi situs normal pembuahan (fertilisasi). Fungsi-fungsi fisiologi tersebut terutama tergantung dari 3 faktor, diantaranya :

Motilitas Tuba

Kontraksi peristaltik dari serat otot polos pada dinding tuba tersebut memungkinkan gamet (sperma serta sel telur) untuk dibawa bersama-sama, sehingga akan memungkinkan pembuahan serta transportasi berikutnya dari ovum dibuahi dari situs normal fertilisasi pada ampula ke situs normal implantasi di dalam rahim. Gerakan ini juga terutama diatur oleh 3 sistem intrinsik, diantaranya :

  1. Lingkungan hormonal estrogen-progesteron.
  2. Sistem adrenergik-nonadrenergic.
  3. Prostaglandin.

Cilia Tuba

Rekonsiliasi serta desiliasi ini merupakan suatu proses yang berkesinambungan sepanjang siklus menstruasi. Kegiatan atau aktivitas cilia tuba ini juga termasuk bertanggung jawab dalam menjemput ovum. Pentingnya kegiatan atau aktivitas cilia tuba ini ditegaskan oleh disfungsi tuba yang terlihat di dalam asosiasi itu dengan desiliasi dari salpingitis.

Cairan Tuba

Cairan tuba kaya tersebut akan mucoproteins, elektrolit, serta enzim. Cairan tersebut berlimpah pada pertengahan siklus pada saat gamet atau embrio yang hadir serta bisa atau dapat memainkan peran penting itu selama proses pembuahan serta pembelahan awal. Cairan pada tuba diyakini dibentuk oleh:

  • Transudasi selektif dari darah.
  • Sekresi aktif dari lapisan epitel.

Tingkat akumulasi cairan ialah 1-3 ml per 24 jam serta untuk tingkat produksi meningkat dengan secara signifikan itu sekitar waktu ovulasi.

Proses Berlangsungnya Pembuahan

  • Pada saat sebuah ovum tersebtu berkembang di dalam sebuah ovarium, ia diselubungi oleh adanya sebuah lapisan yang dikenal dengan sebutan folikel ovarium.
  • Pada saat ovum tersebut mengalami kematangan, folikel serta dinding ovarium tersebut akan runtuh, membuat ovum itu dapat berpindah serta memasuki oviduk.
  • Dari sana perjalanan tersebut dilanjutkan ke arah rahim, dengan bantuan pergerakan dari cilia di bagian dalam tuba( saluran ) ini. Perjalanan tersebut pun menghabiskan waktu berjam-jam atau juga bahkan berhari-hari.
  • Apabila ovum tersebut dibuahi pada saat berada di dalam oviduk, maka ia kemudian akan menempel dengan secara normal di dalam endometrium pada saat mencapai rahim, yang merupakan pertanda dari terjadinya kehamilan.
  • Terkadang embrio tersebut bukannya menempel pada rahim tapi menempel pada oviduk sehingga kemudian menghasilkan kehamilan ektopik, yang lebih dikenal dengan istilah “kehamilan di luar kandungan“.

Struktur Tuba Fallopi (Oviduk)

Struktur-Tuba-Fallopi

Dibawah ini merupakan beberapa stuktur tuba fallopi (oviduk), diantaranya sebagai berikut:

  • Lapisan serosa, merupakan suatu lapisan terluar dari tuba fallopi. Serosa ini adalah lapisan tipis yang terdiri atas jaringan penyambung jarang, kaya akan pembuluh darah serta jaringan adiposa; sertajuga epitel gepeng selapis (mesotel).
  • Lapisan subserosa atau juga lapisan otot, merupakan suatu lapisan yang terdiri dari pembuluh darah, otot longitudinal, pembuluh limfatik, dan otot sirkular. Pada lapisan ini otot memiliki fungsi dalam menciptakan gerakan sehingga tuba falopi ini bisa atau dapat mentransportasikan ovum itu dari ovarium ke rahim.
  • Lamina propria, merupakan suatu lapisan yang sebagian besar terdiri dari pembuluh darah sehingga sering disebut dengan sebutan lapisan vaskular.
  • Lapisan mucosa, merupakan suatu lapisan yang tersusun oleh epitel kolumnar bersiliata serta sel sekretori.

Bagian-Bagian Tuba Fallopi (Oviduk)

Bagian-Tuba-Fallopi

Dibawah ini terdapat beberapa bagian dari tuba fallopi (oviduk), dianataranya sebagai berikut:

  1. Fimbriae, merupakan suatu struktur seperti jari yang bersilia, bagian tersebut memiliki fungsi untuk dapat menangkap sel telur dari ovarium.
  2. Ampula, merupakan suatu bagian terluas dari tuba falopi, biasanya adalah tempat dari terjadinya fertilisasi (yakni pertemuan sel sperma itu dengan sel ovum).
  3. Infundibulum, merupakan suatu tempat untuk melekatnya fimbriae.
  4. Isthmus, merupakan sebuah salurah sempit yang menghubungan antara ampula itu dengan rongga rahim (uterus).

Penyebab Tuba Fallopi (Oviduk) Tersumbat

Penyebab-Tuba-Fallopi

Biasanya, penyebab tuba fallopi tersumbat ini disebabkan karena adanya infeksi yang diakibatkan dari bakteri Chlamydia trachomatis serta Neisseria gonorrohoeae yang awalnya itu dari vagina kemudian menjalar sampai kepada tuba fallopi.

Akibat dari infeksi tersebut, tuba fallopi kemudian akan membenkak serta meradang. Sesudah membengkak serta meradang, tuba fallopi tersebut kemudian akan mengeluarkan cairan yang bercampur nanah yang selanjutnya membanjiri saluran tuba fallopi sehingga akan terjadi penyumbatan pada tuba fallopi.

Apabila terus berlanjut, infeksi itu kemudian akan mengakibatkan tuba fallopi pecah serta berdampak peritonitis ialah peradangan selaput rongga perut yang benar sangat berbahaya.

Penyumbatan tuba falopi tersebut menyebabkan sperma tidak bisa atau dapat bertemu dengan sel telur di dalam rahim, sehingga proses pembuahan tersebut tidak bisa terjadi. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan gangguan kesuburan (infertilitas).

Tersumbatnya tuba falopi tersebut juga jarang menimbulkan gejala. Namun untuk sebagian wanita, kondisi tersebut bisa menyebabkan nyeri perut bagian bawah serta juga keputihan yang tidak normal. Penyumbatan atau kerusakan pada tuba falopi tersebut dapat atau bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya:

  • Endometriosis
  • Penyakit radang panggul
  • Keguguran
  • Penyakit menular seksual
  • Usus buntu pecah
  • Kehamilan etopik
  • Pernah menjalani suatu operasi pada organ di dalam rongga perut atau juga panggul (termasuk juga tuba falopi)
  • Penggunaan sebuah alat kontrasepsi di dalam rahim (AKDR) atau spiral

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Tuba Fallopi, Fungsi, Struktur, Faktor, Bagian, Penyebab semoga apa yang diuraiakan dapat bermanfaat untuk anda.

Lihat Juga  √ Pengertian Ovarium, Struktur dan Bagian Beserta Fungsinya
Lihat Juga  √ Pengertian Piramida Penduduk
Lihat Juga  √ Ovum: Pengertian, Struktur, Fungsi dan Proses Pembentukan Sel Telur