√ Pengertian Sistem Dispersi

Posted on

pengertian-sistem-dispersi

Pengertian Sistem Dispersi

Pengertian Sistem Dispersi ini adalah sebuah pencampuran di satu zat dengan zat lain yang pada saat ini akan dicampur, mengalami pemerataan antara zat di dalam zat lain.

Zat yang terdispersi ini disebut ialah sebagai tahap dispersi, sedangkan disebuah tempat mereka ini bisa atau dapat terdispersi disebut dengan medium dispersi. Sebagai contoh seperti, pati yang ditempatkan didalam air panas itu mengalami sistem dispersi.

Di sini air ini ialah sebuah media pendispersi, sedangkan pati ini memiliki fungsi sebagai agen pendispersi. Sebuah sistem dispersi yakni bisa atau dapat diartikan dengan larutan atau juga campuran dari 2 zat yang berbeda, tetapi mempunyai bentuk yang sama. Ciri khas dari sistem dispersi ini ialah adanya pelarut serta zat terlarut.

Contoh lain, apabila susu, gula, serta pasir diletakkan di satu tempat serta diisi dengan air kemudian diaduk, 3 sebuah sistem dispersi ditemukan. Gula, susu, serta pasir ialah fase dispersi, sedangkan air ini ialah untuk medium pendispersi.


Pengertian Dispersi

Dispersi ini iaslah kejadian atau peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) itu menjadi komponen-komponennya disebabkan karna pembiasan. Komponen warna yang terbentuk diantaranya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Dispersi tersebut juga dapat atau bisa terjadi oleh karna terdapat suatu perbedaan deviasi untuk tiap-tiap panjang dari suatu gelombang, yang disebabkan oleh karna adanya perbedaan kelajuan tiap-tiap gelombang disaat melalui suatu medium pembias. Gambar dibawah ini akan menunjukkan dispersi sinar putih yang melalui sebuah prisma.

sinar-putih-prisma


Pembiasan Cahaya pada Prisma

Prisma ini ialah suatu benda bening atau transparan yang terbuat dari sebuah gelas yang dibatasi oleh adanya 2 bidang permukaan yang membentuk sebuah sudut tertentu yang memiliki fungsi yakni untuk menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya.
Permukaan tersebut disebut dengan bidang pembias, serta sudut yang dibentuk oleh ke 2 bidang pembias disebut sudut pembias (β). Cahaya yang melewati prisma tersebut akan mengalami 2 kali pembiasan, yakni saat memasuki prisma serta  meninggalkan prisma.

Apabila suatu sinar itu datang mulamula serta juga sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya hal itu akan berpotongan di suatu titik serta juga membentuk sudut yang disebut dengan sebutan sudut deviasi.

Jadi, sudut deviasi (δ) ini merupakan suatu sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula itu dengan sinar yang meniggalkan bidang pembias atau juga pemantul. Gambar dibawah ini menunjukkan sudut deviasi pada pembiasan prisma.

Pembiasan-Cahaya-Prisma


Contoh Materi fisika

Pelangi ini adalah contoh dispersi cahaya oleh butiram-butiran air hujan. Butiran butiran air hujan tersebut kemudian memantulkan cahaya matahari ke arah kita sehingga setelah itu terurai menjadi pelangi

Pada segiempat ABCE itu berlaku hubungan:

β + ∠ABC = 180o
Pada segitiga ABC berlaku hubungan:
r1 + i2 +∠ABC = 180o

sehingga diperoleh hubungan:

β + ∠ABC = r1 + i2 +∠ABC

β = r1 + i2 ……………………………………………… (1)dengan:

β = sudut pembias prisma
i2 = sudut datang pada permukaan 2
r1 = sudut bias pada permukaan 1

Terdapat segitiga ACD,∠ADC +∠CAD +∠ACD = 180o itu dengan ∠CAD = i1–r1 dan ∠ACD = r2–i2, sehingga berlaku hubungan ialah :

∠ADC+(i1 – r1)+(r2 – i2)= 180o∠ADC = 180o + (r1+i2) – i1+r2)

Jadi, sudut deviasi ( δ ) ini ialah :
δ = 180o–∠ADC
δ = 180o–[180o+(r1 + i2)–(i1 + r2)]
δ = (i1+r2)–(r1+i2)

Diketahui = r1 + i2 (persamaan (1), maka besar sudut deviasi yang terjadi di prisma ialah :

δ = (i1+r2)–β ……………………………………… (2)

dengan:
δ = sudut deviasi
i1 = sudut datang mula-mula
r2 = sudut bias kedua

β = sudut pembias
Grafik-sudut-deviasi-terhadap-sudut-datang-pada-prisma

Gambar dibawah ini Grafik sudut deviasi terhadap sudut datang pada prisma.

Grafik-sudut-deviasi

Disudut deviasi ini berharga minimum (δ = 0) apabila sudut datang pertama (i1) itu sama dengan sudut bias kedua (r2).
Secara matematis bisa atau dapat dituliskan syarat terjadinya deviasi minimum (δm) ialah i1 = r2 serta r1 = i2, sehingga persamaan (2) itu bisa atau dapat dituliskan kembali di dalam bentuk:

δm = (i1 + i1) – β

δm = 2i1 – β
i1 = (δ+β) / 2 .,……………………….. (3)

Selain dari itu, deviasi minimum ini juga dapat atau bisa terjadi apabila r1 = i2, maka dari persaman (1) diperoleh ialah:
β = r1 + r1 = 2r1

r1 = 1/2 β ……………………………………………………… (4)
Bila dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:
n1.sin i1 = n2.sin r1

(sin i1/sin i1) = (n2/n1)

Masukkan terlebih dahulu i1 dari persamaan (3) serta r1 dari persamaan (4) sehingga:
sudut-deviasi

Apabila n1 = udara, maka n1 = 1, sehingga kemudian persamaan di atas menjadi:
δm = (n2 − n1) β……………………………………….. (6)
dengan:
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
β = sudut pembias (puncak) prisma
δm = sudut deviasi minimum


Jenis – Jenis Sistem Dispersi

Sistem dispersi ini merupakan sebuah campuran di dalam sebuah zat pelarut serta terlarut. Di dalam sebuah sistem dispersi, pada jumlah zat terlarut itu lebih sedikit dari pada pelarut. Zat terlarut tersebut disebut juga yajbu sebagai tahapan terdispersi, sedangkan unruk pelarut disebut yakni media pendispersi.

Sebuah sistem dispersi dengan demikian ini merupakan campuran dari fase terdispersi yakni dengan media pendispersi yang dicampur dengan cara seragam. Sistem dispersi tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Dispersi Kasar (Suspensi)

Dispersi kasar ini juga dapat disebut juga suspensi. Suspensi ini ialah sebuah campuran heterogen antara tahap terdispersi serta medium pendispersi. Perbedaan yang jelas bisa atau dapat dibuat antara fase terdispersi serta media pendispersi.

Di dalam sebuah fase terhadap terdispersi biasanya di dalam bentuk padatan, sedangkan pada medium pendispersinya itu berbentuk cair. Fase terdispersi ini memiliki ukuran partikel lebih dari 10 hingga 5 cm, sehingga bisa atau dapat melihat sedimen.

Contoh terhadap campuran air serta pasir. Di dalam sebuah campuran air serta pasir, fase terdispersi (pasir) serta juga media pendispersi (air) ini bisa atau dapat dibedakan karena pasir mengendap di bagian bawah wadah.

Dispersi-Kasar

Ciri-ciri Suspensi :

  • Ukuran partikel >100 nm.
  • Keruh, partikel terdispersi ini bisa atau dapat diamati langsung dengan mata.
  • Mudah terpisah (mengendap).
  • Dapat dipisahkan yakni dengan cara filtrasi atau penyaringan.

2. Dispersi Koloid

Dispersi koloid ini ialah sebuah sistem dispersi antara dispersi halus serta kasar. Campuran di dalam sebuah fase terdispersi itu dengan media pendispersi di dalam koloid tampak homogen. Faktanya, di dalam dispersi koloid itu campuran heterogen. Ini menjadi jelas pada saat dispersi koloid yang bisa atau dapat diamati dengan menggunakan ultramoskop.

Contoh dispersi koloid ini ialah agar. Di dalam sebuah partikel-partikel fase terdispersi di dalam koloid ini mempunyai diameter antara 10-7 hingga 10-5 cm, sehingga disebuah fase terdispersi yakni bisa atau dapat larut dalam nampak homogen serta medium pendispersi.

Dispersi-Koloid

Ciri-ciri Koloid :

  1. Ukuran 1-100 nm.
  2. Keruh – jernih, partikel terdispersi hanya bisa atau dapat diamati dengan menggunakan mikroskop ultra.
  3. Apabila didiamkan itu sukar terpisah (relatif stabil).
  4. Tidak bisa disaring.

Jenis- Jenis Koloid

Fase Terdispersi Medium Pendispersi Jenis (Nama Koloid) Contoh
Padat Padat Sol padat Kuningan, Kaca warna, intan hitam  ,perunggu
Cair Emulsi padat Keju, mentega
Gas Buih padat  kerupuk, Batu apung, biskuit
Padat Cair Sol cat, tinta, Pati dalam air, sol emas
Cair Emulsi mayones, santan, Susu, saos, minyak ikan
Gas Buih ombak, busa sabun, Krim, pasta, ombak
Padat Gas Aerosol padat Debu, asap
Cair Aerosol cair kabut,  Awan, embun

3. Dispersi Halus (Larutan)

Dispersi halus ini juga disebut ialah sebagai solusi nyata atau juga dispersi molekuler. Di dalam larutan nyata, campuran homogen tersebut terbentuk disebabkan karna fase larva ini terdispersi terhadap media pendispersi.

Campuran homogen ini pun juga disebut larutan. Di dalam fase terdispersi, solusinya itu bisa atau dapat berupa padat atau cair, sedangkan untuk medium pendispersinya ialah cair. Contoh larutan teh di dalam air. Diameter partikel fase didispersikan dalam larutan < 10 sampai 7 cm, sehingga larutan tersebut tampak dalam fase homogen serta tunggal.

Dispersi-Halus

Ciri-ciri Larutan :

  1. Ukuran partikel <100 nm.
  2. Jernih, partikel terdispersi tidak bisa diamati dengan mikroskop ultra.
  3. Jika didiamkan tidak terpisah (sangat stabil).
  4. Tidak bisa atau dapat disaring (tidak bbisa dipisahkan).

Perbedaan Jenis Sistem Dispersi

No. Dispersi Kasar Dispersi Halus Dispersi Koloid
1. Heterogen Homogen Tampak homogen
2. Dua fase Satu fase Dua fase (dilihat dengan mikroskop ultra)
3. Keruh ada endapan Jernih Keruh tanpa endapan
4. Dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring (dengan kertas saring ultra)
5. Tidak stabil Stabil Stabil
6. Diameter partikel >10-5 cm Diameter partikel <10-7 cm Diameter partikel 10-7-1 O-5 cm

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Sistem Dispersi, Rumus, Jenis dan Perbedaan, Contohnya, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

Lihat Juga  √ Pengertian Farmakologi, Cabang, dan Ruang Lingkupnya
Lihat Juga  √ Pengertian Fermentasi, Jenis, Manfaat dan Contohnya
Lihat Juga  √ Pengertian Regulasi Bisnis, Macam, Tujuan, dan Contohnya